1.1 Latar Belakang
Upaya pengendalian hama
serangga, tikus dan rayap baik dilingkungan perumahan (residential)
dilingkungan komersial (commercial), di kantor, di gedung bertingkat, rumah
sakit, restoran, swalayan, museum, hotel, maupun di lingkungan industrial telah
dilakukan dalam kurun waktu yang cukup lama. Pengendalian hama yang dilakukan
selama ini lebih banyak dilakukan dengan mengandalkan penggunaan pestisida
& rodentisida saja, sangat jarang pengendalian dilakukan secara komprehensive,
yang melibatkan semua aspek yang mempengaruhi keberadaan atau tempat yang
biasanya di tempati oleh hama tersebut.
Apabila pengendalian hama hanya mengandalkan penggunaan pestisida saja, maka untuk jangka panjang masalah yang timbul tidak akan teratasi dengan baik, malahan akan menimbulkan masalah baru yakni terjadinya Resistance atau Persistence serta menimbulkan potensial kesehatan manusia, mengancam species non target, dll.
Apabila pengendalian hama hanya mengandalkan penggunaan pestisida saja, maka untuk jangka panjang masalah yang timbul tidak akan teratasi dengan baik, malahan akan menimbulkan masalah baru yakni terjadinya Resistance atau Persistence serta menimbulkan potensial kesehatan manusia, mengancam species non target, dll.
Kehadiran binatang
pengganggu mulai dirasakan menimbulkan masalah bila populasinya telah melampaui
batas dan menimbulkan problematika kesehatan dan aspek hygiene lingkungan,
berbagai kerugian ekonomi dapat ditimbulkan, demikian pula berbagai penyakit
tanaman, hewan ataupun manusia dapat ditularkan oleh hama tersebut, antara lain
dengan timbulnya berbagai macam penyakit seperti typhus, cholera, pes, malaria
dan demam berdarah yang dibawa oleh hama-hama tersebut. Tindakan antisipatif
untuk menekan akibat langsung ataupun tidak langsung perlu diupayakan
pengelolaan yang komprehensif dan terpadu antara lain dengan program Integrated
Pest Management (IPM).Program pengelolaan ini dapat meliputi Pengendalian Hama
Serangga (lalat, kecoa,dan nyamuk) dan Pengendalian Hama Rondensia (tikus).
Dengan adanya
permasalahan yang semakin banyak terjadi yaitu adanya rodent yang merupakan
suatu masalah yang tidak bisa dihindarkan karena rodent pasti ada di tempat
mananpun,sehingga yang perlu kita perhatikan adalah bagaimana meminimalkan
dampak buruk terutama dampak kesehatan akibat dari rodent.Kesehatan sangatlah
dibutuhkan oleh setiap orang karena dengan sehat seseorang dapat melakukan
pekerjaan dengan baik dan hasil yang maksimal.Maka dari itu suatu perusahaan
atau industry harus meminimalkan adanya rodent agar tidak menimbulkan penyakit
pada karyawan sehingga produktivitas kerja dapat berjalan dengan lancar bahkan
akan meningkat dan perusahaan atau industry memperoleh keuntungan.
Dengan adanya pengetahuan
maka diharapkan dapat meminimalkan angka penyakit akibat buruknya sanitasi
lingkungan di perusahaan atau industry yaitu adanya rodent yang dapat
menularkan berbagai penyakit pada seseorang.Sehingga selain alat pelindung
diri,keadaan lingkugan di perusahaan juga sangatlah penting bagi karyawan.Dengan
demikian hendaknya setiap perusahaan atau industry lebih memperhatikan keadaan
lingkungan perusahaan apakah sudah dikategorikan keadaan yang sehat atau
belum.Jadi pada dasarnya keberadaan rodent sangatlah merugikan karena bias
merusak peralatan dan dapat menyebarkan penyakit sehingga menurunkan
produktivitas.
1.2 Tujuan.
1.2.1
Tujuan
Umum
Mengetahui
dampak adanya rodent di perusahaan,bahwa rodent sangat merugikan keberadaannya
dan dapat mengetahui pengendalian rodent di perusahaan.
1.2.2
Tujuan
Khusus
1. Memberikan
pengetahuan adanya penyakit akibat rodent.
2. Memberikan
pengetahuan pada perusahaan untuk mengendalikan keberadaan rodent yang dapat
merugikan semua pihak di perusahaan.
3. Mengetahui
beberapa jenis metode pengendalian rodent di perusahaan.
1.3 Manfaat
1. Bagi
penulis dapat menambah pengetahuan tentang dampak yang akan timbul dengan
adanya rodent di perusahaan.
2. Bagi fakultas
kesehatan masyarakat menambah pengetahuan baru dan menginformasikannya pada
instansi-instansi atau perusahaan bagaimana menerapkan pengendalian rodent
untuk meningkatkan derajat kesehatan di lingkungan kerja sehingga produktivitas
kerja meningkat.
3. Bagi
instansi atau perusahaan dapat mengetahui bagaimana metode dalam mengendalikan
rodent di perusahaan untuk menjaga kesehatan seluruh pekerja.
2.1 Pengertian
Rodent.
Rodent adalah
hewan pengerat yang memiliki gigi depan yang selalu tumbuh dan biasanya pada
manusia bias menyebabkan penyakit dan dapat digunakan sebgai hewan percobaan.
Tikus adalah suatu jenis binatang pengerat
yang perkembangbiakannya sangat cepat dan sering merugikan manusia karena dalam
kehidupan sehari - harinya tikus sering merusak bahan makanan dan peralatan
manusia baik di rumah, kantor, gudang, dsb. Tikus juga merusak kabel sehingga
dapat menyebabkan terjadinya hubungan pendek yang bisa mengakibatkan terjadinya
kebakaran. Selain itu tikus juga dapat menjadi penular penyakit seperti pes,
leptospirosis bagi manusia. Oleh karena itu pengendalian tikus merupakan
sesuatu hal yang penting dan perlu dilakukan agar tidak menimbulkan
penyakit pada seseorang.
2.2 Sekilas Tentang Rodent (Tikus).
Tikus adalah jenis binatang pengerat yang perkembangbiakannya sangat
cepat. Mereka bisa hidup antara 3 - 4 tahun. Pada umumnya 1,5 - 5 bulan tikus
siap kawin. Seekor tikus betina bisa beranak antara 6 - 8 ekor dan yang hidup
bisa 5 -6 ekor. Masa kehamilan tikus berkisar ± 21 hari dan dalam 1 tahun bisa
sampai 4 kali melahirkan.
Tikus mempunyai indra penglihatan yang kurang baik dan yang pasti
tikus buta warna, tetapi alat pendengar, alat perasa, dan alat penciumannya
sangat tajam. Untuk berjalan dan berlari tikus menggunakan sistem radar dengan
menggunakan kumis dan bulunya. Tikus juga termasuk jenis rodent atau pengerat
yang mempunyai 4 gigi taring yang sangat tajam yang bisa tumbuh sampai dengan
15 cm dan bila dibiarkan akan patah dan berakibat kematian secara tidak
langsung. Maka secara alami tikus akan selalu mengerat / mengasah giginya pada
setiap barang yang dijumpainya seperti: kayu,pipa,plastic,kabel listrik,kabel
telpon,dll.
Tikus merupakan binatang yang sangat cerdik, banyak akal untuk mendapatkan makanannya namun selalu curiga terhadap lingkungan maupun bau manusia. Dalam keadaan lapar tikus akan memakan apa saja yang dijumpainya. Sedangkan dalam keadaan yang lebih baik tikus adalah pemakan zat tepung dan biji - bijian. Tikus kurang menyukai makanan yang berlemak dan pada umumnya mereka makan dimalam hari, dengan cara makan sedikit demi sedikit sampai kenyang, tikus juga senang menyimpan makanan, namun tikus tidak menyukai makanan basi.
Tikus merupakan binatang yang sangat cerdik, banyak akal untuk mendapatkan makanannya namun selalu curiga terhadap lingkungan maupun bau manusia. Dalam keadaan lapar tikus akan memakan apa saja yang dijumpainya. Sedangkan dalam keadaan yang lebih baik tikus adalah pemakan zat tepung dan biji - bijian. Tikus kurang menyukai makanan yang berlemak dan pada umumnya mereka makan dimalam hari, dengan cara makan sedikit demi sedikit sampai kenyang, tikus juga senang menyimpan makanan, namun tikus tidak menyukai makanan basi.
Bahaya yang dapat ditimbulkan adalah kerugian ekonomis secara langsung
dan merupakan vektor penyakit baik bagi manusia maupun binatang peliharaan.
Bentuk kerugian yang ditimbulkan oleh tikus antara lain :
1.
Menyusut atau berkurangnya
barang/komoditi.
2.
Kontaminasi : urine,kotoran,bulu,dan
bangkainya.
3.
Merusak wadah,instalasi dan komponen
bangunan.
4.
Merubah baud an rasa barang yang
diserang.
5.
Merupakan faktor penyebab penyakit
tertentu.
2.3 Pengendalian
Rodent (Rodent Control).
Banyak metode yang
digunakan dalam mengendalikan tikus,pengendalian terpadu hama tikus dapat
dilakukan 4 tahap yaitu :
1.
Inspeksi
tikus dan initial survey.
2.
Sanitasi.
3.
Rat proofing.
4.
Rodent
killing (trapping program dan rodentisida program).
Kombinasi beberapa metode akan memberikan hasil yang lbih baik dari pada
hanya menggunakan satu macam metode yang digumnakan sesuai dengan sasaran dan
kondisi lingkungan.
1.
Inspeksi
tikus dan initial survey.
Inspeksi tikus sangat
penting dilakukan sebelum dilaksanakan program pengendalian tikus, inspeksi
yang baik akan memberikan hasil maksimal dalam pengendalian. Initial Survey,
ditujukan untuk menentukan kondisi awal atau tingkat serangan dan kerusakan yang
ditimbulkan oleh tikus sebelum dilakukan program pengendalian tikus.
2.
Sanitasi.
Sanitasi sangat
diperlukan dalam upaya suksesnya program pengendalian hama tikus. Untuk
mendapatkan hasil sanitasi yang baik, kami akan membuatkan beberapa rekomendasi
mengenai pengelolaan sampah, menjaga kebersihan area, sistem tata letak barang
digudang dengan susunan berjarak dari dinding dan tertata diatas palet,
dll.Tikus menyukai tempat-tempat yang kotor dan lembab. Melakukan sanitasi
berarti menghilangkan tempat beristirahat, bersembunyi, berteduh dan berkembang
biak bagi tikus, disamping juga menghilangkan makanan tikus.
3.
Rat proofing.
Untuk mengendalikan tikus
disuatu lokasi diupayakan agar lokasi tersebut tertutup dari celah yang
memungkinkan tikus masuk dari luar. Tikus dapat leluasa masuk lewat bawah pintu
yang renggang, lewat lubang pembuangan air yang tidak tertutup kawat kasa,
lewat shaft yang tidak bersekat atau lewat jalur kabel telepon dan listrik dari
bangunan yang tersambung disekitarnya.
4.
Rodent
killing (trapping program dan rodentisida program).
Pengendalian tikus dilakukan dengan 2 cara yaitu
dengan cara non kimia dan cara kimia.
1. Pengendalian non kimia.
Pada pengendalian non
kimia cara yang dilakukan adalah Trapping.Trapping adalah cara yang paling
efektif untuk mengendalikan tikus yaitu dengan membuat kandang yang diletakkan
di tempat yang biasanya dilewati oleh tikus sehingga tikus bisa masuk dan
terperangkap di tempat tersebut.
Kelebihan menggunakan
metode trapping :
a. Sangat aman karena tidak mengandung racun seperti
halnya umpan.
b. Cepat mendatangkan hasil.
c. Manghindari tersebarnya bangkai tikus yang sangat
sulit ditemukan dan menimbulkan bau yang sangat menyengat.
2. Pengendalian kimia.
a. Poisoning.
Poisoning dimaksudkan
sebagai peracunan tikus melalui umpan makanan beracun. Keberhasilan poisoning
ini tergantung pada bagaimana usaha agar tikus memilih dan menyukai umpan
makanan yang dipasang dan tidak memilih atau menyukai makanan lain yang ada
disekitarnya.
Umpan makanan haruslah yang preference bagi tikus dan pemasangannya ditempat yang tempatnya mudah didapatkan oleh tikus.
Umpan makanan haruslah yang preference bagi tikus dan pemasangannya ditempat yang tempatnya mudah didapatkan oleh tikus.
b. Rodentisida.
Rodentisida adalah bahan
kimia yang digunakan untuk mengendalikan tikus,rodentisida yang digunakan adalah
rodentisida antikoagulan yang mempunyai sifat sebagai berikut :
·
Tidak berbau
dan tidak berasa.
·
Slow acting
yaitu membunuh tikus secara perlahan-lahan,tikus baru m ati setelah memakan
beberapa kali.
·
Tidak
menyebabkan tikus jera umpan.
·
Memetikan
tikus dengan merusak mekanisme pembekuan darah
Jenis bahan aktif
rodentisida adalah boadfakum, kumatetralil atau bromadiolone.Sedangkan untuk
area khusus yang sangat sensitive dan memerlukan perlakuan khusus akan
dilakukan pengumpanan dengan lem tikus.
Dengan menggunakan sistem peracunan dengan
rodentisida anti coagulant. Berdasarkan cara kerja bahan aktif rodentisida,
termasuk racun kronis. Rodentisida atau anti coagulant beraksi dalam pembekuan
darah merah, setelah tikus memakan racun ini menjadi lemah dan mengalami
pendarahan, tiga hari kemudian sifat rakus tikus akan berkurang dan tikus akan
mati. Untuk memastikan tikus mati diperlukan waktu 4 - 7 hari, dengan dosis
0,005 % dan dengan pemasangan umpan yang tidak menimbulkan kecurigaan dan
pencemaran lingkungan serta relatif aman terhadap hewan bukan sasaran dan aman
bagi manusia.
Teknik kerjanya yaitu pemasangan umpan secara total
dilakukan 1 bulan sekali dan pengecekan atau penambahan setiap saat sesuai
kebutuhan.Adapun teknik kerjanya adalah sebagai berikut:
1.
Pemasangan kotak-kotak umpan pada
seluruh ruangan,terutama dinding,bawah rak,lemari,dan tempat-tempat yang
memungkinkan jalannya tikus dan dipandang aman.
2.
Pemasangan kotak -kotak umpan di atas
plafon yang dipandang perlu.
3.
Pemasangan kotak umpan di sekeliling
luar bangunan.
4.
Pencarian / pengambilan bangkai dan
pengamanannya.
Agar memperoleh hasil pengendalian yang baik
dianjurkan agar setiap 1 bulan dilakukan service ulang untuk mencegah
terjadinya gangguan tikus yang datang dari luar atau tikus - tikus yang pada
gebrakan pertama masih bayi dan tidak terperangkap papan lem .
2.4 Perbandingan Antara Teori Dengan
Fakta di Lapangan.
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa keberadaan rodent
sangat merugikan di semua tempat ,terutama pada perusahaan yang selain dapat
menyebarkan penyakit juga dapat merusak peralatan yang digunakan untuk
memproduksi suatu produk di perusahaan.Kondisi perusahaan yang terdapat banyak
rodent tentu sanitasi lingkungannya sangat buruk.Apalagi perusahaan yang
berhubungan dengan makanan atau minuman yang sangat membutuhkan kondisi hygiene
yang harus bebas dari rodent.Banyak sekali cara yang telah ditempuh untuk
membasmi adanya rodent pada perusahaan diantaranya adalah dengan perbaikan
lingkungan yaitu sanitasi yang baik dan bangunan aman tikus maksudnya adalah
bangunan yang sedapat mungkin tidak terdapat tempat yang tiidak disukai tikus misalnya lorong atau
lubang jangan dibiarkan kotor atau penuh dengan sampah,dll.Jebakan seperti
perangkap atau lem adalah salah satu cara yang sering digunakan tetapi cara ini
sangat merugikan karena bisa meninggalkan bangkai yang mendatangkan bau maupun
penyakit yang dapat menyebar ke manusia.Secara kimiawi juga sering dilakukan
yaitu dengan meracun tikus cara ini lebih tidak efektif lagi karena tikus akan
mati disembarang tempat dan susah untuk mencarinya.Banyak sekali kerugian jika
rodent masih banyak terdapat di perusahaan atau industri karena akan mengurangi
produktivitas suatu produk di perusahaan.
Fakta di lapangan adalah banyak sekali jasa layanan
untuk pemberantasan rodent di perusahaan,hal ini membuktikan memang keberadaan
rodent di perusahaan sangatlah tidak menguntungkan dan tentunya perusahaan
tidak ingin mengalami kerugian dengan adanya rodent.Jasa layanan yang diberikan
biasanya dengan system peracunan yaitu
dengan rodentisida antikoagulan yang dianggap aman pada hewan bukan sasaran
maupun aman pada manusia.Dengan banyaknya jasa pembasmi rodent maka dapat
disimpulkan bahwa rodent menjadi suatu masalah besar pada perusahaan yang tentunya
memiliki tujuan dalam meningkatkan mutu produk sekaligus meningkatkan kesehatan
karyawan yaitu dengan menerapkan hygiene perusahaan.Jasa layanan yang ada juga
memberikan layanan informasi atau konsultasi yang memberikan penjelasan bahwa
pentingnya pengendalian rodent dalam usaha yang berorientasi pada konsep
lingkungan sehat adalah guna melindungi dan memelihara seluruh
karyawan,asset,maupun properti.Dengan memahami teori yang ada,bahwa perusahaan
sudah benar-benar menerapkan hygiene perusahaan dengan membasmi atau
mengendalikan adanya rodent yang dapat menyebarkan penyakit.
Dengan demikian adanya permasalahan rodent di
perusahaan sesungguhnya dapat teratasi dengan berbagai metode.Apalagi dengan
dipermudah banyaknya jasa layanan pembasmi rodent juga telah benar-benar
menerapkan cara yang dianggap paling aman karena disesuaikan kondisi lingkungan
dan sasaran.Jadi antara teori dengan fakta di lapangan adalah sama karena teori
yang ada telah diterapkan oleh perusahaan dan diterapkan juga oleh layanan jasa
pembasmi rodent.
2.5 Perusahaan Yang Menggunakan layanan
Jasa Pembasmi Rodent.
Sebagian
perusahaan maupun instansi yang telah menggunakan layanan jasa pembasmi
rodent.Berikut adalah beberapa contoh perusahaan maupun instansi yang
menggunakan layanan jasa pembasmi rodent:
1.
Industri Makanan
2.
Industri Furniture
3.
Industri Farmasi
4.
Industri Manufactur
5.
Industri Transportasi
6.
Pemerintahan
7.
Perudangan dan Logistik
8.
Maintence Building / Pemeliharaan Gedung
9.
Pendidikan dan Lembaga Kursus
10. Museum
dan Galery
11. Ritel
12. Catering
13. Restaurant,
Kafe dan Toko Kue
14. Hotel
15. Rumah
Sakit
16. Perumahan
dan Rumah Pribadi dan lain sebagainya.
Terlihat bahwa hampir semua perusahaan atau instansi
maupun perumahan yang membutuhkan layanan jasa pembasmi rodent.Rodent yang
hanya membawa penyakit tentunya harus dicegah agar sanitasi maupun kesehatan
lingkungan dapat di terapkan dan diwujudkan dalam memperoleh sumber daya
manusia produktif yang mampu
memanfaatkan IPTEK tanpa terganggu oleh adanya penyakit dan dapat meningkatkan
produktifitas di perusahaan.
BAB IV PENUTUP
4.1
Kesimpulan.
1. Tikus
merupakan vektor dari penyakit-penyakit yang membahayakan, seperti : Pes,
Salmo-nellosis (meracuni makanan dengan kotorannya), Leptospirosis (terinfeksi
penyakit oleh tikus, ketika berenang atau mandi dengan air tercemar), demam
yang disebabkan oleh gigitan tikus, dll.
2. Tikus
adalah suatu jenis binatang merugikan manusia karena dalam kehidupan sehari -
harinya tikus sering merusak bahan makanan dan peralatan manusia baik di rumah,
kantor, gudang, dsb. Tikus juga merusak kabel sehingga dapat menyebabkan
terjadinya hubungan pendek yang bisa mengakibatkan terjadinya kebakaran. Selain
itu tikus juga dapat menjadi penular penyakit seperti pes, leptospirosis bagi
manusia. Oleh karena itu pengendalian tikus merupakan sesuatu hal yang penting
dan perlu dilakukan
3. Banyak metode yang digunakan dalam mengendalikan
tikus,pengendalian terpadu hama tikus dapat dilakukan 4 tahap yaitu :
·
Inspeksi
tikus dan initial survey.
·
Sanitasi.
·
Rat proofing.
·
Rodent
killing (trapping program dan rodentisida program).
4.2
Saran.
Tikus merupakan hewan pengerat yang membahayakan.
Tikus dapat membawa penyakit kepada manusia melalui berbagai macam faktor baik
melalui makanan maupun media lain. Berdasarkan hal diatas penulis menyarankan
untuk lebih mengenal tikus lebih jauh terutama factor-faktor yang ditimbulkan
tikus terhadap kesehatan manusia.Selain itu di perusahaan juga harus
memperhatikan sanitasi lingkungan perusahaan untuk meningkatkan status
kesehatan pekerja sehingga produktivitas meningkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar